Taman sari merupakan satu situs sejarah yang dibangun sekitar tahun 1758 pada masa Sultan Hamengku Bowono I (HB I). Dengan luas lebih dari 10 Ha dengan sekitar 57 bangunan baik berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air maupun danau buatan dan lorong bawah air.
Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua. Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan
Bagian pertama merupakan bagian utama Taman Sari pada masanya. Pada zamannya, tempat ini merupakan tempat yang paling eksotis. Bagian ini terdiri dari danau buatan yang disebut "Segaran" (harfiah=laut buatan) serta bangunan yang ada di tengahnya, dan bangunan serta taman dan kebun yang berada di sekitar danau buatan tersebut. Di samping untuk memelihara berbagai jenis ikan, danau buatan Segaran juga difungsikan sebagai tempat bersampan Sultan dan keluarga kerajaan. Sekarang danau buatan ini tidak lagi berisi air melainkan telah menjadi pemukiman padat yang dikenal dengan kampung Taman.
Bagian kedua terdapat beberapa bagian seperti; Gedhong Gapura Hageng yaitu pintu gerbang utama raja-raja pada zamanya, Gedhong Lopak-lopak atau bisa disebut Gedhong gopok-gopok, Umbul Pasiraman atau ada versi lain yang menyebutnya Umbul Winangun merupakan kolam pemandian bagi para Sultan, istri (selir) Sultan dan puteri-puteri beliau. Bagian selatanya terdapat Umbul Muncar dan Blumbang Kuras. Di selatan Blumbang Kuras terdapat bangunan dengan menara di bagian tengahnya yang konon digunakan Sultan untuk melihat istri dan puterinya yang sedang mandi kemudian yang tubuhnya paling mengesankan akan dipanggil Sultan ke menara. Selain itu pada bagian kedua juga masih berada beberapa bangunan seperti Gedhong Sekawan yang berisi 4 buah pot besar digunakan untuk istirahat Sultan dan keluarganya. Di sebelah timur halaman terdapat bangunan yang disebut Gedhong Gapura Panggung yang melambangkan tahun berdirinya bagunan ini juga terdapat empat buah patung naga. Bangunan lainnya yaitu Gedhong Temanten yang pada zaman dahulu digunakan sebagai tempat penjagaan keamanan bertugas dan beristirahat.
Pada bagian ketiga, bagian ini tidak banyak meninggalkan bekas yang dapat dilihat. Oleh karenanya deskripsi di bagian ini sebagian besar berasal dari rekonstruksi yang ada. Dahulu bagian ini meliputi Kompleks "Pasarean Dalem Ledok Sari" dan Kompleks kolam "Garjitawati" serta beberapa bangunan lain dan taman/kebun.
Bagian ke empat atau bagian terakhir merupakan bagian Taman Sari yang praktis tidak tersisa lagi kecuali bekas jembatan gantung dan sisa dermaga. Deskripsi di bagian ini hampir seluruhnya merupakan sebuah rekonstruksi dari sketsa serangan pasukan Inggris ke Keraton Yogyakarta pada tahun 1812. Bagian ini terdiri dari sebuah danau buatan beserta bangunan di tengahnya, taman di sekitar danau buatan, kanal besar yang menghubungkan danau buatan ini dengan danau buatan di bagian pertama, serta sebuah kebun. Danau buatan terletak di sebelah tenggara kompleks Magangan sampai timur laut Siti Hinggil Kidul. Di tengahnya terdapat pulau buatan yang konon disebut "Pulo Kinupeng". Di atas pulau tersebut berdiri sebuah bangunan yang konon disebut dengan "Gedhong